Rabu, 30 Juli 2008

SMP Gunung Jati Tanjung Priok Jakut Diduga Manipulasi Data Murid Untuk Peroleh Dana BOS

Dunia pendidikan nampaknya semakin carut marut, pihak sekolah semakin berani melakukan berbagai macam aksi tak terpuji, dari jualan buku, menarik pungli saat Penerimaan Peserta Didik (PPD), sampai-sampai mengelabui pemerintah untuk mendapatkan dana bantuan.
Seperti halnya yang yang terjadi pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) Gunung Jati Tanjung Priok Jakarta belakangan ini. Sekolah swasta tersebut ditengarai telah melakukan aksi Manipulasi Data Murid untuk mendapatkan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) secara ekstra.
Seperti diketahui, dana bantuan BOS diberikan oleh pemerintah pada seluruh sekolah dari tingkat dasar hingga lanjutan pertama berdasarkan jumlah murid. Hal inilah yang membuat otak kotor dari kepala sekolah untuk mendapatkan penghasilan ekstra melalui data jumlah murid yang telah direkayasa jumlahnya.
Bahkan tidak itu saja, dari hasil pengamatan di lapangan, SMP Gunung Jati saat melakukan rehabilitasi sekolah dari Dana Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2007, pekerjaannya dilaksanakan dengan tambal sulam, diantaranya asbes atap sekolah yang dalam proposalnya harus diganti, pelaksanaannya hanya dicat supaya terlihat baru. Demikian halnya dengan kerangka kayu, hanya dilaburi cat mani, supaya terlihat baru.
Sementara untuk program bantuan BOS, BOMM, dan BSS, pihak sekolah melakukan manipulasi data siswa. Hal tersebut diketahui, dari penelusuran nama-nama murid banyak yang fiktif, baik nama maupun alamat. Dari beberapa penelusuran, alamat murid yng dicantumkan oleh pihak sekolah, ada yang merupakan alamat tempat ibadah, atau bahkan alamat sama sekali tidak dapat dijumpai.
Demikian halnya dari konfirmasi pada beberapa murid siswa sekolah tersebut, mereka menyatakan tidak pernah merasakan adanya bantuan dari pemerintah dalam bentuk apapun.
Menanggapi adanya temuan tersebut, Direktur Lembaga Swadaya Masyarakat Komite Pemantau Transparansi dan Akuntabilitas Sekolah (LSM KOMPTRAS) Sholikhul Huda S.Pd, menyatakan keprihatinannya. Menurutnya, bila benar ada kejadian seperti itu, maka tindakan tersebut tidak dapat ditolelir, dan harus diproses secara hukum. Untuk itu pihaknya akan melakukan investigasi secara seksama.
“Memprihatinkan, apa iya ada pendidik yang berperilaku seperti itu ? Kalau memang benar adanya, kita akan segera bentuk tim untuk menelusuri hal tersebut” katanya.
***Andiyant

Tidak ada komentar: